Senin, 06 November 2017

assalamualaikum wr.wb

pada artikel kali ini kami akan mengulas tentang perang-perang yang terjadi selama masa penjajahan kolonial

selamat menyaksikan,berikut:

NO
NAMA PERANG
LOKASI
TOKOH-TOKOH
PENYEBAB
UPAYA
DAMPAK
1
Perang Tondano
Sulawesi utara
Romakian,Dotu gerungan,Dotu wengkang
Dicabutnya perjanjian verbound  10 januari 1649,VOC memaksakan orang-orang menjual beras dengan murah ke VOC akhirnya orang-orang minahasa menolak dan memerangi orang-orang minahasa
Orang minahasa memindahkan tempat tinggalnya didanau tondano dengan rumah-rumah apung,melakukan perlawanan dari rumah untuk memerangi pasukan yang dibenuk oleh prediger
VOC  telah berhasil menguasai wilayah ternate karena  VOC  berhasil menang diperang ternate,pedagang makasar yang bebas berdagang mulai tersingkir oleh VOC
2
Patimura angkat senjata
maluku
Thomas matulesy,christina martha tianahu,thomas pattiwail,lucas latumahina,mayor beetjes,said parinta
Penindasan bangsa belanda terhadap penduduk maluku,ketidak puasaan rakyat terhadap gubernur maluku,aturan monopoli dagang yang keras,pengawasan terhadap keamanan yang terlalu ketat
Menghancurkan kapal-kapal belanda dipelabuhan,mengepung benteng duurstede
Patimura dan menghukum mati dengan cara dihukum gantung dialun-alun kota ambon,selain itu berhasil menahan christina dan membuatnya kejawa sebagai pekerja rodi namun ia sakit dan meninggal
3
Perang padri
Sumatra barat(minangkabau)
Tuanku imam bonjol,tuanku nan renceh,tuanku pasaman,tuanku rao,tuanku lintau
Bermula adanya pertentangan antara kaum padri dengan kaum adat telah menjdai pintu masuk bagi campur tangan belanda
Imam bonjol dikuasai belanda,imam bonjol ditipu dan ditangkap,benteng dalu-dalu jatuh pada 28-12-1838,wilayah padangse berada dibawah pengawasan pemerintahan hindia belanda
Putranya gugur dalam pertempuran,berhasil mengusir belanda dari sungai puar
4
Perang diponegoror
jawa
Pangeran diponergoro
Intervensi dan campur tangan belanda dalam urusan pemerintah dikeraton
Menyusun strategi dan mengumpulkan pasukan ke gowa selarong,memperluas perang keberbagai daerah
Taktik benteng steesel yang membunuh banyak anggota
5
Perlawanan di bali
bali
Igusti ketut jelantik
Pelanggaran perjanjian yang dilakukan oleh raja buleleng
Penyerangan terhadap kaum belanda yang dipimipin igusti ketut jelantik
Jagaraga diserang pasukan belanda,igusti ketut jelantik,raja buleleng,jero jempring terbunuh
6
Perang banjar
aceh
Pangeran hidayatullah,pangeran antasari
Tekanan dari pihak memperburuk kesultanan serta intervensi
Pangeran antasari bergabung dengan aling-aling untuk menurunkan tamjidillah,pembakaran tambang batu bara dan pemukiman belanda di pengaron
Peningkatan pasukan belanda,banyak benteng-benteng yang di duduki belanda
7
Aceh berjihad
aceh
Teuku imeum,leung bata,tengkucik ditiro
Ambisi orang-orang belanda untuk menguasai aceh
Menaruh sepionase di belanda,pembunuhan terhadap kohler
Melipatgandakan kekuatan belanda,masjid baiturahman jatuh ke belanda

Perang sabil
aceh
Cut nyak dien,teuku uman
Ambisi belanda untuk menguasai aceh
Dukungan dana dari sultan muhammad daud syah,perlawanan yang dilakukan diberbagai daerah yang membuat belanda kewalahan peristiwa het veraa dvan teukue oemar yang membuat belanda kehilangan banyak harta
Belanda memperkuat pasukan dan menggempur berbagai pertahanan dan benteng
8
Perang batak
Padang(sumbar)
Sisingamangaraja XII
Perluasan wilayah yang dilakukan belanda yang mengusir raja batak sisingamangaraja,keinginan belanda menguasai batak
Kampanye pengusiran zending dan penolakan kristenisasi,membuat pertahanan dipak-pak dan pairi
Sisingamangaraja XII tertembak bersama putrinya,lopian dan 2 orang puteranya yabg mengakhiri perang batak


Senin, 25 September 2017



Tabel Perlawanan terhadap Kolonial





NAMA PERANG
LOKASI
TOKOH-TOKOH
PENYEBAB
UPAYA
DAMPAK
Aceh VS Portugis dan VOC
Aceh
Iskandar muda
Para pedagang islam yang menyingkir dari makasar keaceh,yang memancing portugis untuk menghsncurkan aceh
melengkapi armada dagang aceh persenjataan,mendatangkan kekuatan persenjataan dan tentara dari turqi dan negara lain
Jatuhnya aceh ketangan pemerintah hindia belanda,menguatnya kesatuan persatuan kekuatan aceh
Maluku angkat senjata

Pangeran Nuku,Sultan Khairun,Sultan Baabdullah
Karena kapal-kapal portugis menembaki jung-jung dari Belanda yang akan membeli cengkeh ke Tidore
Perjanjian saragosa
Portugis kewalahan akibat serangan Sultan Khairun,Portugis mengadakan perjanjian damai
Sultan Agung VS Jpcan
Batavia
Sultan Agung
Monopoli yang dilakukan VOC,VOC menghalangi kapal mataram ke Batavia,VOC menolak kedaulatan mataram,keberadaan VOC dijawa memberi ancaman kepualauan Jawa
Meningkatkan kekuatan militer dan persenjataan,menyediakan lumbang beras ditegal dan cirebon,perlawanan rakyat yang dipimpin Sultan Agung Tirtayasa
Kegagalan mataram menyerang voc membuat VOC semakin berambisi mengepung mataram dan menimbulkan perlawanan rakyat
Perlawanan Banten
Banten
Sultan Ageng Tirtayasa
Banten memilikiposisi yang strategis yang sebagai bandar perdagangan internasional
Mengundang para pedagang Eropa ,Sultan Ageng mengirim beberapa pasukan untuk mengganggu kapal dengan VOC
Pelabuhan Banten yang dulunya ramai sekarang menjadi sepi,banyak korban yang berjatuhan,hubungan VOC dan Banten memburuk
Perlawanan Gowa
Sulawesi selatan
Sultan Hasanuin,Arung.K
Belanda mengetahui bahwa pelabuhan Gowa sangat penting
Mempersiapkan benteng dan memperkuat pertahanan untuk menghadapi VOC,koordinasi terhadap sekutu Gowa
Kerajaan Gowa mengalami kekalahan
Rakyat Riau angkat senjata
Riau
Raja siak,Sultan abdul jalil rahmat syah
Ambisi VOC untuk melakukan monopoli dan mengincar kepulauan Riau
Perlawanan yang dilakukan sri indrapura untuk merebut johor,mengirim pasukan untuk merebut malaka
Riau menang melawan dan Raja Indra pahlawan diangkat sebagai panglima
Orang-orang  Cina Berontak
Batavia
Oey panko,Raja pakubuwono II
Karena VOC mengambil rempah-rempah dan hasil bumi secara semena-mena
Mendapat bantuan dari Raja Pakubowono II
VOC memperkuat pasukan dan persenjataandan yag membutuhkan pemberontakan orang-oramg cina
Perlawanan pangeran mangkubumi dan massaid
Jawa
Pangran mangkubumi,Raden massaid ,Raden sutawijaya
Munculnya perlawanan Raden massaid terhadap VOC
Pangeran mangkubumi dan Raden massaid bersatu untuk melawan VOC
Membuat mangku bumi bersedia menandatangani perjanjian giyanti,Raden massaid menandatangani perjanjian saatiga


Senin, 31 Juli 2017

VOC Indonesia

Vereenigde Oostindische Compagnie


Pengertian 

    Kongsi Dagang atau Perusahaan Hindia Timur Belanda (Vereenigde Oostindische Compagnie)  yang didirikan pada tanggal 20 Maret 1602 adalah persekutuan dagang asal Belanda yang memiliki monopoli untuk aktivitas perdagangan di Asia. Disebut Hindia Timur karena ada pula Geoctroyeerde Westindische Compagnie yang merupakan persekutuan dagang untuk kawasan Hindia Barat. Perusahaan ini dianggap sebagai perusahaan multinasional pertama di dunia  sekaligus merupakan perusahaan pertama yang mengeluarkan sistem pembagian saham.

Tujuan dibentuknya VOC

a. Menghindari persaingan dagang tidak sehat diantara sesama pedang Belanda sehinggan keuntungan maksimal dapat diperoleh.
b. Memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan dagang dengan bangsa Eropa lainya.
c. Membantu dana pemerintah Belanda yang sedang berjuang menghadapi Spayol yang masih menduduki Bealnda

Hak istimewa ( hak octroi ) VOC
:
a. Hak monopoli perdagangan
b. Hak mencetak dan mengedarkan uang
c. Hak mengangkat dan memperhentikan pegawai
d. Hak mengadakan perjanjian dengan raja-raja
e. Hak memiliki tentara sendiri
f. Hak mendirikan benteng
g. Hak menyatakan perang dan damai
h. Hak mengangkat dan memperhentikan penguasa-penguasa setempat.
i. Hak menjalankan kekuasaan kehakiman

   Karena hak-hak yang dimiliki VOC ini, menyebabkan VOC berkembang pesat, bahkan Portugis mulai terdesak. Untuk mengusung kepentingan VOC diangkatlah gubnur jendral VOC yang pertama yaitu Pieter Both (1610-1614). Pada masa gubnur jendral J.P Coen menilai Jayakarta lebih strategis, pada tahun 1611 berhasil direbutnya dan diuabh namanya menjadi Batavia. Kota ini lalu dijadikan pusat kekuasaan VOC di Indonesia.

Politik Ekonomi VOC


Usaha VOC untuk mendapatkan untung yang sebesar-besarnya adalah melalui monopoli perdagangan. Untuk itu VOC menerapakan beberapa aturan dalam melaksanakan monopoli perdagangan antara lain :


1.                   Verplichhte Leverantie
Verplichhte Leverantie yaitu memaksa pribumi untuk menjual hasil bumi dengan harga yang telah ditetapkan oleh VOC. Peraturan ini melarang rakyat untuk menjual hasil bumi kepada pedagang lain selain VOC. Hasil bumi tersebut diantaranya lada, kapas, kayu manis, gula, beras, nila serta binatang ternak.
 
2.                   Contingenten
Contingenten yaitu kewajiban bagi rakyat untuk membayar pajak berupa hasil bumi.
 
3.                   Ektripasi
Ektripasi yaitu hak VOC untuk menebang tanaman rempah-rempah agar tidak terjadi kelebihan produksi yang dapat menyebabkan harga merosot.
 
4.                   Pelayaran Hongi
Pelayaran Hongi yaitu pelayaran dengan menggunakan perahu kora-kora untuk mengawasi pelaksanaan perdagangan VOC dan menindak pelanggarnya. Tujuan diadakannya pelayaran Hongi adalah menghindari adanya penyelundupan dan pasar gelap yang menyalahi aturan monopoli VOC. Tindakan VOC bagi yang melanggar ketentuan yang sudah disepakati VOC diantaranya penyitaan barang dagangan, di masukkan ke penjara, dijual ke pasar budak sampai yang terkejam yaitu di bunuh.
5.                   Preanger Stelsel
Sistem Priangan atau lebih dikenal dengan Preanger Stelsel yaitu penyerahan wajib pajak kepada VOC atas hasil bumi masyrakat di wilayah Priangan pada periode 1677 - 1871 bukan berupa uang melainkan hasil bumi yang setara dengan uang pajak tersebut. Selain penyerahan wajib berupa hasil bumi, VOC juga memaksa pribumi menjadi budak apabila pribumi tersebut tidak mempunyai lahan. Pribumi tersebut dipekerjakan untuk menanam tanaman sesuai yang diinginkan VOC dengan sistem kerja rodi / kerja paksa tanpa adanya upah dari VOC.

Perlawanan kerajaan-kerajaan Islam terhadap VOC 
·         Perlawanan Mataram terhadap VOC (1628-1629)
Sultan Agung (1613-1645) adalah raja terbesar Mataram yang bercita-cita: (1) mempersatukan seluruh Jawa di bawah Mataram, dan (2) mengusir Kompeni (VOC) dari Pulau Jawa. Untuk merealisir cita-citanya, ia bermaksud membendung usaha-usaha Kompeni menjalankan penetrasi politik dan monopoli perdagangan.

Pada tanggal 18 Agustus 1618, kantor dagang VOC di Jepara diserbu oleh Mataram. Serbuan ini merupakan reaksi pertama yang dilakukan oleh Mataram terhadap VOC. Pihak VOC kemudian melakukan balasan dengan menghantam pertahanan Mataram yang ada di Jepara. Sejak itu, sering terjadi perlawanan antara keduanya, bahkan Sultan Agung berketetapan untuk mengusir Kompeni dari Batavia.

Serangan besar-besaran terhadap Batavia, dilancarkan dua kali. Serangan pertama, pada bulan Agustus 1628 dan dilakukan dalam dua gelombang. Gelombang I di bawah pimpinan Baurekso dan Dipati Ukur, sedangkan gelombang II di bawah pimpinan Suro Agul-Agul, Manduroredjo, dan Uposonto. Batavia dikepung dari darat dan laut selama tiga bulan, tetapi tidak menyerah. Bahkan sebaliknya, tentara Mataram akhirnya terpukul mundur. Perlawanan pertama mengalami kegagalan disebabkan :

a. Kondisi pasukan Mataram yang kelelahan
b. Terserang penyakit

Perlawanan rakyat Mataram kedua terhadap VOC di Batavia dilaksanakan tahun 1629. Sultan Agung menyerang Batavia untuk kedua kalinya yang dipimpin oleh Dipati Puger dan Dipati Purbaya. Pasukan Mataram berusaha membendung sungai Citarum yang melewati kota Batavia. Pembendungan itu pun bermaksud agar VOC di Batavia kekurangan air dan mudah kelelahan. Strategi ini ternyata cukup efektif, terbukti bangsa Belanda kekurangan air dan terjangkit wabah penyakit malaria dan kolera yang sangat membahayakan jiwa manusia.

Perlawanan pasukan Mataram yang kedua terpaksa mengalami kegagalan lagi karena :
a. Kalah persenjataan.
b. Kekurangan persediaan makanan, karena lumbung-lumbung persediaan makanan yang dipersiapkan di Tegal, Cirebon, dan Kerawang telah dimusnahkan oleh Kompeni.
c. Jarak Mataram - Batavia terlalu jauh.
d. Datanglah musim penghujan, sehingga taktik Sultan Agung untuk membendung sungai Ciliwung gagal.
e. Terjangkitnya wabah penyakit yang menyerang prajurit Mataram.

·         Perlawanan Banten terhadap VOC (1651-1682)
Pertentangan antara banten dengan VOC diawali Pada tahun 1619 J.P Coen berhasil merebut Jayakarta. VOC yang berpusat di Batavia ingin menguasai Selat Sunda, karena Selat Sunda merupaka daerah perdagangan Banten yang sangat penting, langkah Belanda ditentang terus oleh Sultan Ageng Tirtayasa. Perlawanan Banten meningkat setelah Sultan Ageng Tirtayasa naik tahta pada tahun 1651.

Untuk melemahkan kerajaan banten VOC melakukan politik "devide et impera". Pada tahun 1671 Sultan Ageng Tirtoyoso mengangkat putra mahkota (dikenal dengan sebutan Sultan Haji karena pernah naik haji) sebagai pembantu yang mengurusi urusan dalam negeri, sedangkan urusan luar negeri dipercayakan kepada Pangeran Purboyo ( adik Sultan Haji). Atas hasutan VOC, Sultan Haji mencurigai ayahnya dan menyatakan bahwa ayahnya ingin mengangkat Pangeran Purboyo sebagai raja Banten. Pada tahun 1680, Sultan Haji berusaha merebut kekuasaan, sehingga terjadilah perang terbuka antara Sultan Haji yang dibantu VOC melawan Sultan Ageng Tirtoyoso (ayahnya) yang dibantu Pangeran Purboyo. Sultan Ageng Tirtoyoso dan Pangeran Purboyo terdesak ke luar kota, dan akhirnya Sultan Ageng Tirtoyoso berhasil di tawan oleh VOC; sedangkan Pangeran Purboyo mengundurkan diri ke daerah Priangan. Pada tahun 1682 Sultan Haji dipaksa oleh VOC untuk menandatangani suatu perjanjian yang isinya :

a. VOC mendapat hak monopoli dagang di Banten dan daerah pengaruhnya.
b. Banten dilarang berdagang di Maluku.
c. Banten melepaskan haknya atas Cirebon.
d. Sungai Cisadane menjadi batas wilayah Banten dengan VOC.

·         Perlawanan Makasar terhadap VOC (1666-1667)
Pada abad ke-17 di Sulawesi Selatan telah muncul beberapa kerajaan kecil seperti Gowa, Tello, Sopeng, dan Bone. Di antara kerajaan tersebut yang muncul menjadi kerajaan yang paling kuat ialah Gowa, yang lebih dikenal dengan nama Makasar yang mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Hasanudin antara tahun 1654 - 1669.

Kerajaan Makasar menjadi pesaing berat bagi kompeni VOC pelayaran dan perdagangan di wilayah Indonesia Timur. Persaingan dagang tersebut terasa semakin berat untuk VOC sehingga VOC berpura-pura ingin membangun hubungan baik dan saling menguntungkan. Upaya VOC yang sepertinya terlihat baik ini disambut baik oleh Raja Gowa dan kemudian VOC diizinkan berdagang secara bebas. Setelah mendapatkan kesempatan berdagang dan mendapatkan pengaruh di Makasar, VOC mulai menunjukkan perilaku dan niat utamanya, yaitu mulai mengajukan tuntutan kepada Sultan Hasanuddin.

Tuntutan VOC terhadap Makasar ditentang oleh Sultan Hasanudin dalam bentuk perlawanan dan penolakan semua bentuk isi tuntutan yang diajukan oleh VOC. Oleh karena itu, kompeni selalu berusaha mencari jalan untuk menghancurkan Makassar sehingga terjadilah beberapa kali pertempuran antara rakyat Makassar melawan VOC.

Pertempuran pertama terjadi pada tahun 1633 dan pertempuran kedua terjadi pada tahun 1654. Kedua pertempuran tersebut diawali dengan perilaku VOC yang berusaha menghalang-halangi pedagang yang masuk maupun keluar Pelabuhan Makasar. Dua kali upaya VOC tersebut mengalami kegagalan karena pelaut Makasar memberikan perlawanan sengit terhadap kompeni. Pertempuran ketiga terjadi tahun 1666 - 1667 dalam bentuk perang besar. Ketika VOC menyerbu Makasar, pasukan kompeni dibantu oleh pasukan Raja Bone (Aru Palaka) dan Pasukan Kapten Yonker dari Ambon. Pasukan angkatan laut VOC, yang dipimpin oleh Speelman, menyerang pelabuhan Makasar dari laut, sedangkan pasukan Aru Palaka mendarat di Bonthain dan berhasil mendorong suku Bugis agar melakukan pemberontakan terhadap Sultan Hasanudin serta melakukan penyerbuan ke Makasar.

Peperangan berlangsung seru dan cukup lama, tetapi pada saat itu Kota Makassar masih dapat dipertahankan oleh Sultan Hasanudin. Pada akhir kesempatan itu, Sultan Hasanudin terdesak dan dipaksa untuk menandatangani perjanjian perdamaian di Desa Bongaya pada tahun 1667.

Perlawanan rakyat Makasar akhirnya mengalami kegagalan. Salah satu faktor penyebab kegagalan rakyat Makasar adalah keberhasilan politik adu domba Belanda terhadap Sultan Hasanudin dengan Aru Palaka. Perlawanan rakyat Makasar selanjutnya dilakukan dalam bentuk lain, seperti membantu Trunojoyo dan rakyat Banten setiap melakukan perlawanan terhadap VOC.

Sultan Hasanuddin dipaksa menandatangani Perjanjian Bongaya pada tanggal 18 November 1667, yang isinya :
  1. Wilayah Makasar terbatas pada Goa, wilayah Bone dikembalikan kepada Aru Palaka.
  2. Kapal Makasar dilarang berlayar tanpa izin VOC.
  3. Makasar tertutup untuk semua bangsa, kecuali VOC dengan hak monopolinya.
  4. Semua benteng harus dihancurkan, kecuali satu benteng Ujung Pandang yang kemudian diganti dengan nama Benteng Roterrdam.
  5. Makasar harus mengganti kerugian perang sebesar 250.000 ringgit.

·         Perlawanan Rakyat Maluku (1817)
Perlawanan yang dilakukan oleh Thomas Matulesi (Pattimura) terjadi di Saparua, yaitu sebuah kota kecil di dekat pulau Ambon. Adapun Sebab-sebab terjadinya perlawanan ini adalah :
a. Rakyat Maluku menolak kehadiran Belanda karena pengalaman mereka yang menderita dibawah VOC
b. Pemerintah Belanda menindas rakyat Maluku dengan diberlakukannya kembali penyerahan wajib dan kerja wajib
c. Dikuasainya benteng Duursteide oleh pasukan Belanda

Akibat penderitaan yang panjang rakyat menetang Belanda dibawah pimpinan Thomas Matulesi atau Pattimura. Tanggal 15 Mei 1817 rakyat Maluku mulai bergerak dengan membakar perahu-perahu milik Belanda di pelabuhan Porto. Selanjutnya rakyat menyerang penjara Duurstede. Residen Van den Berg tewas tertembak dan benteng berhasil dikuasai oleh rakyat Maluku.

Pada bulan Oktober 1817 pasukan Belanda dikerahkan secara besar-besaran, Belanda berhasil menangkap Pattimura dan kawan-kawan dan pada tanggal 16 Desember 1817 Pattimura dijatuhi hukuman mati ditiang gantungan, dan berakhir perlawanan rakyat Maluku.

Gubernur VOC ( sejarah pergantian kepengurusan VOC)


Dalam mewujudkan tujuannya, VOC telah beberapa kali melakukan pergantian pimpinan kepengurusan. Berikut beberapa nama Gubernur Jendral yang memimpin VOC :

1610-1614 Pieter Both
1614-1615 Gerard Reynest
1616-1619 Laurens Reael
1619-1623 Jan Pieterszoon Coen
1623-1627 Pieter de Carpienter
1627-1629 Jan Pieterszoon Coen
1629-1632 Jacques Specx
1632-1636 Hendrik Brouwer
1636-1645 Antonio van Diemen
1645-1650 Cornelis van der Lijn
1650-1653 Carel Reyniersz
1653-1678 Joan Maetsuycker
1678-1681 Rijckloff van Goens
1681-1684 Cornelis Speelman
1684-1691 Johannes Camphuys
1691-1704 Willem van Outhoorn
1704-1709 Joan van Hoorn
1709-1713 Abraham van Riebereck
1713-1718 Christoffel van Swol
1718-1725 Hendrick Zwaardecroon
1725-1729 Mattheus de Haan
1729-1731 Diederik Durven
1731-1735 Dirk van Cloon
1735-1737 Abraham Patras
1737-1741 Adriaan Valckenier
1741-1743 Johannes Thedens
1743-1750 Gustaaf Willem baron van Imhoff
1750-1761 Jacob Mossel
1761-1775 Petrus Albertus van der Parra
1775-1777 Jeremias van Riemsdijk
1777-1780 Reinier de Klerk
1780-1796 Willem Arnold Alting
1798- Pieter Gerardus van Overstraten

Kemunduran VOC

Pemerintah Belanda di Eropa terjadi perubahan yang diakibatkan adanya Revolusi Perancis (1789 - 1799) dan membuat Republik Btaaf pada tahun 1795. Hutang VOC pada saat itu mencapai 136,7 juta gulden dan tak lagi tertolong. Pemerintah Belanda akhirnya memutuskan untuk membubarkan VOC pada tanggal 31 Desember 1799. Semua hutang-hutang dan kekayaan VOC diambil alih oleh pemerintah Belanda. Runtuhnya disebabkan oleh hal-hal berikut :

a. Banyak pegawai VOC yang korupsi
b. VOC terjerat banyak hutang
c. Pengeluaran VOC yang semakin besar akibat intervensi politik
d. Adanya persaingan yang ketat dari pedagang Eropa
e. Penggunaan tentara sewaan yang membebani kas VOC
f. Menejemen yang jelek
g. Mutu pegawai yang merosot
h. Sistem monopoli yang sudah tidak sesuai lagi 

VOC kemudian diambil alih oleh Belanda (repubik Bataaf / Bataafche Republiek). Pada awal pemerintahannya, Belanda menghadapi permasalahan yang kacau balau akibat dari sistem VOC yang kurang baik. Selain adanya perang yang berkepanjangan di Eropa, Belanda juga ketergantungan terhadap pemasukan berupa impor perak dari VOC yang pada saat itu terhambat oleh blokade yang dilakukan Inggris di Eropa.

Pada perkembangannya, hegemoni perebutan wilayah serta akibat pergolakan politik di Eropa berupa perluasan Revolusi Perancis oleh Napoleon Bonaparte menyebabkan Belanda jatuh ke tangan Prancis. Hal ini menyebabkan tanah jajahan Belanda diambil alih oleh Prancis.

*peta konsep klik disini